Kecelakaan Pesawat Challenger NASA
Info :
Kecelakaan pesawat ulang-alik Amerika Serikat Challenger terjadi pada tanggal 28 Januari 1986. Pesawat ini hancur dalam detik ke-73 setelah peluncuran, dan menyebabkan kematian tujuh orang awak. Pesawat ini hancur di atas Samudera Atlantik, lepas pantai Florida. Kecelakaan ini menimbulkan kerugian dengan total 5.5 Milyar US Dollar, yaitu 2 milyar Dollar untuk penggantian pesawat dan sisanya untuk biaya penelitian, investigasi, dsb.
Misi Challenger
Misi Peluncuran Challanger
Pesawat ulang-alik Challanger kebanggaan negara Amerika serikat atau disebut juga Flight STS-51L, merupakan penerbangan ulang-alik NASA ke 25. Awak yang mengikuti penerbangannya berjumlah tujuh orang, yaitu Michael J. Smith (Pilot), Dick Scobee, Ronald Mc Nair, Ellison Onizuka, Christa McAuliffe, Gregory Jarvis dan Judith Resni . Adapun misi peluncurannya yaitu:
1. Untuk pelacakan dan Relay Data (Satellit-B Spartan-Halley Satellit)
2. Program monitoring Komet Halley
3. Eksperimen fasa dinamika fluida
4. Eksperimen Guru/ pengajar, yaitu Christa Mc Auliffe
5. Program Monitoring Radiasi
STS 51 Awak : ( Baris Depan ) Michael J. Smith , Dick Scobee , Ronald McNair
( Baris Belakang ) Ellison Onizuka , Christa McAuliffe , Gregory Jarvis , Judith Resni
Kecelakaan pesawat ulang-alik Amerika Serikat Challenger terjadi pada tanggal 28 Januari 1986. Pesawat ini hancur dalam detik ke-73 setelah peluncuran, dan menyebabkan kematian tujuh orang awak. Pesawat ini hancur di atas Samudera Atlantik, lepas pantai Florida. Kecelakaan ini menimbulkan kerugian dengan total 5.5 Milyar US Dollar, yaitu 2 milyar Dollar untuk penggantian pesawat dan sisanya untuk biaya penelitian, investigasi, dsb.
Misi Challenger
Misi Peluncuran Challanger
Pesawat ulang-alik Challanger kebanggaan negara Amerika serikat atau disebut juga Flight STS-51L, merupakan penerbangan ulang-alik NASA ke 25. Awak yang mengikuti penerbangannya berjumlah tujuh orang, yaitu Michael J. Smith (Pilot), Dick Scobee, Ronald Mc Nair, Ellison Onizuka, Christa McAuliffe, Gregory Jarvis dan Judith Resni . Adapun misi peluncurannya yaitu:
1. Untuk pelacakan dan Relay Data (Satellit-B Spartan-Halley Satellit)
2. Program monitoring Komet Halley
3. Eksperimen fasa dinamika fluida
4. Eksperimen Guru/ pengajar, yaitu Christa Mc Auliffe
5. Program Monitoring Radiasi
STS 51 Awak : ( Baris Depan ) Michael J. Smith , Dick Scobee , Ronald McNair
( Baris Belakang ) Ellison Onizuka , Christa McAuliffe , Gregory Jarvis , Judith Resni
Quote:
Pre-Launching Challanger Challenger pada awalnya diatur untuk diluncurkan dari Kennedy Space Center Florida, Amerika Serikat pada 22 januari 1986. Namun, peluncuran akhirnya ditunda hingga 24 januari. Selanjutnya peluncuran dijadwal ulang untuk tanggal 25 januari akibat cuaca buruk di Senegal. NASA memutuskan untuk menggunakan Senegal sebagai situs peluncuran, tapi karena malam tidak dilengkapi sistem yang baik, akhirnya dipindahkan kembali ke Florida. Peluncuran akhirnya ditunda hingga 28 januari 1986, dikarenakan adanya kerusakan pada indicator mikroswitch, bahwa pintu belakang pesawat tidak terkunci dengan sempurna. Perkiraan tanggal 28 Januari diperkirakan pagi yang sangat dingin, dengan suhu mendekati 31 ° F (-1 ° C). Temperatur rendah ini mendapat perhatian dari insinyur perusahaan kontraktor Morton Thiokol, yang bertanggung jawab dalam pembangunan dan pemeliharaan pesawat bagian SRB’s (Solid rocket boostesr). Di sebuah teleconference pada malam 27 januari, insyinyur dari Morton Thiokol dan manager membahas kondisi cuaca dengan manager NASA dari Kennedy Space Center. Beberapa insinyur terutama Roger Boisjoly, yang menyuarakan keprihatinannya tentang pengaruh suhu terhadap ketahanan karet O-rings yang menutup sendi Solid Rocket Boosters (SRB’s). Adapun SRB’s dibangun dari enam bagian yang tergabung dari tiga bidang sendi. Bagian-bagian sendi tersebut menggunakan segel dua karet cincin-O, yaitu pimer dan sekunder (cadangan) (sejak kecelakaan Challenger terjadi, sendi SRB sekarang selalu menggunakan tiga O-rings).Penyegelan tersebut berguna untuk menahan panas bertekanan tinggi dari gas-gas yang dihasilkan oleh propelen padat yang terbakar di dalamnya. Insyinur dari Thiokol berpendapat bahwa jika cincin O lebih dingin dari 53 ° F (12 ° C), mereka tidak memiliki cukup data untuk menentukan apakah segel akan aman. Ini adalah suatu pertimbangan yang penting, karena O-Rings SRB’s telah ditetapkan sebagai komponen kritis 1, yang berarti bahwa tiada cadangan jika primer dan sekunder cincin gagal, dan diramalkan kegagalan tersebut akan menghancurkan orbiter dan awak. Para insinyur di Thiokol juga berpendapat bahwa rendahnya suhu pasti menghasilkan temperatur SRB di bawah redline. Namun, pendapat para insinyur ditolak oleh manajemen Thiokol Morton yang merekomendasikan bahwa penerbangan harus dilanjutkan seperti yang dijadwalkan. Karena temperatur rendah saat peluncuran pesawat, sejumlah besar bongkahan es berada di tempat-tempat di samping pesawat. Kamera inframerah menunjukkan bahwa di bagian buritan SRB’s, suhu menjadi hanya 8 ° F (-13 ° C). Hal ini diyakini sebagai hasil dari udara super dingin, yaitu gabungan dari tangki oksigen cair. Akhirnya sepanjang malam tim bekerja membersihkan bongkahan es. Insinyur di Thiokol Morton masih mengungkapkan keprihatinan. Mereka khawatir bahwa selama peluncuran, es mungkin akan terguncang lepas dan menyerang perlindungan termal pesawat ubin, disebabkan asanya aspirasi yang disebabkan oleh jet dan gas buang dari SRB. Pesawat Challanger terdiri atas 3 komponen utama, yaitu : * Orbiter yang bernetuk pesawat. Para awak pesawat menempati orbiter. Jika sudah tiba di orbit bumi, orbiter tidak membutuhkan bahan bakar dari tangki eksternal * External Tank (ET) atau Tangki eksternal.Tempat bahan bakar cair disimpan. * 2 buah Solid Rocket Boosters (SRB’s) bagian kiri dan kanan, yang merupakan tempat bahan bakar padat. SRB ini berfungsi pula sebagai pendorong awal saat pesawat Challanger meluncur dari tempat peluncuran. Daya dorong yang dihasilkan oleh kedua SRB ini sekitar 80% dari total daya dorong yang dibutuhkan pesawat untuk mencapai luar angkasa. 20% lainnya disediakan oleh main engine pada orbiter yang bahan bakarnya dari ET. Quote:
|