RADIASI NUKLIR
Sekalipun reakor nuklir di Jepang dikabarkan mengalami kerusakan menyusul bencana gempa bumi, Jumat pekan lalu, negara matahari terbit itu masih aman untuk dikunjungi.
Pandangan itu diungkapkan anggota Dewan Energi Nasional yang juga Dekan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Tumiran di Yogyakarta, Rabu sore (16/3/2011).
Tumiran mengatakan, pemerintah tidak perlu mengeluarkan travel warning bagi masyarakat Indonesia yang ingin berkunjung ke Jepang. "Hingga hari ini radius radiasi masih hanya beberapa kilometer saja, dan tidak seluruh wilayah Jepang terkena dampaknya," kata Tumiran.
Tumiran menjelaskan, kerusakan tersebut masih berupa kebocoran, dan pemerintah Jepang masih terus melakukan upaya pendinginan reaktor nuklir di Fukusima. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pendingan tersebut sangat bergantung pada kondisi bahan bakar uranium yang digunakan.
"Jika uraniumya masih baru, untuk pendinginan tersebut bisa membutuhkan waktu hingga 1 atau 2 tahun. Namun jika uraniumnya tinggal sisa-sisa, dalam hitungan hari atau minggu mungkin reaktor tersebut sudah berhasil didinginkan," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tumiran, paparan radiasi akibat kebocoran reaktor Fukusima mencapai 400 milisievert per jam. "Jangankan 400 milisievert per jam, 100 milisievert per jam saja sudah berakibat sangat buruk bagi kesehatan manusia," kata Tumiran.
Angka tersebut jauh melebihi ambang batas radiasi yang bisa ditoleransi oleh tubuh manusia. Tubuh manusia biasa hanya mampu menerima paparan radiasi sebesar 0,15 microsiever per jam atau 35 milisiever per tahun. Sementara, bagi pekerja yang biasa bekerja di reaktor nuklir, bisa sedikit lebih tahan yaitu mencapai 50 milisiever per tahun.
Dampak dari paparan radiasi bagi tubuh manusia ini menurut Tumiran sangat kompleks, selain tubuh terbakar, juga dapat merusak sel-sel tubuh dan berdampak juga pada susunan DNA manusia.
"Terlepas dari rasa simpati dan ikut prihatin untuk masyarakat Jepang, masyarakat di Indonesia tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena radius radiasi tersebut hanya beberapa kilometer dari reaktor," katanya lagi.
Pejabat Jepang berjuang untuk mencegah bencana besar nuklir, setelah serangkaian ledakan di PLTN yang rusak meningkatkan resiko kebocoran radiasi yang serius.
Dalam pernyataan lewat televisi hari Selasa, Perdana Menteri Naoto Kan memperingatkan bahwa tingkat radiasi di sekitar PLTN Fukushima “sangat tinggi” dan ada resiko radiasi lebih besar. Siapapun yang tinggal dalam radius 30 kilometer dari PLTN itu diminta untuk tetap berada di dalam rumah.
Badan Energi Atom Internasional mengatakan sebuah ledakan pada reaktor nomor dua kemungkinan telah mengurangi kekuatan struktur pelindung di sekitar reaktor dan meningkatkan resiko kebocoran lebih besar. Ledakan-ledakan juga dilaporkan hari Selasa pada dua reaktor lainnya.
Para pekerja telah menggunakan air laut sebagai tindakan darurat untuk mendinginkan batang bahan bakar nuklir pada reaktor nomor dua setelah sistem pendingin mati minggu lalu akibat gempa dan tsunami yang menghancurkan Jepang timur laut.
Batang-batang bahan bakar nuklir dalam reaktor menjadi sangat panas hari Selasa, setelah menguapkan air lewat pendingin lebih cepat dari pada seharusnya. Ketika hal itu terjadi, batang-batang bahan bakar itu menjadi teramat panas dan mulai meleleh dan melepaskan radiasi yang sangat tinggi.
Hari Selasa, IAEA juga mengatakan api berkobar di kolam penyimpanan batang bahan bakar nuklir yang telah terpakai di unit nomor empat PLTN itu, dan bahan radioaktif itu langsung lepas ke udara, dengan tingkat setara 4000 kali sinar X tiap kali orang dipotret dengan sinar itu.
Kebakaran itu telah dipadamkan namun pejabat Jepang mengatakan air di kolam penyimpanan itu sudah mencapai titik didih. Para pejabat di fasilitas itu mengatakan mereka mempertimbangkan menggunakan helikopter untuk menambahkan air ke kolam itu.
Semua karyawan yang tidak esensial telah dievakuasi dari fasilitas itu sebelum api dipadamkan beberapa saat sebelum tengah hari waktu setempat. Hanya beberapa karyawan yang tinggal untuk terus memompa air laut ke tiga reaktor yang rusak untuk menjaga agar batang bahan bakar tidak meleleh.
Peningkatan radiasi telah dideteksi sampai ke Tokyo, sekitar 240 kilometer di selatan PLTN itu, namun pejabat mengatakan tingkat radiasi disana belum mengancam kesehatan publik.